Oh my God! What a day with Herlena Sutanto a.k.a Nhe-Nhe! Super Crazy nite after HBS test at Tresor!
Oh no, we LOST!
[Javanese mode *on*] Saya tak pernah menyangka akan melewati malam ini dengan jantung berdebar, badan bau dan pikiran super panik. Sepulang tes HBS hari ini, karena saya nggak tau mau pulang bareng siapa, akhirnya si Nhe-Nhe berbaik hati menawarkan. Akhirnya saya memutuskan pulang bareng dia, karena rumah kami satu jalur. Singkat cerita, setelah makan-makan ria di GOCI, Aku, Nhe-Nhe dan Nat-Nat ikut mobil ce Bochil untuk pulang. Karena rumah Nat satu jalur dengan si empunya mobil, maka Nat-Nat diantar ce Boch sampai rumah dengan selamat sehat walafiat. Dan karena si Nhe-Nhe dateng ke rumah ce Boch dengan menggondol Sepeda Motor dan saya pulang bareng Nhe-Nhe, berarti saya pulang naik sepeda motor bersama Nhe-Nhe *inget rumus logika matematika!*
Malapetaka pertama di mulai, pintu-pintu portal di sekitar rumah ce Boch udah pada tutup, jadi kita nggak tau harus lewat mana. Setelah cukup lama muter-muter dan berkutat di daerah manyar, akhirnya kita bisa menembus jalan keluar, yaitu Nginden. Nggak berhenti sampe situ, karena ingatan saya yang buruk dan Nhe-Nhe yang juga nggak tau jalan, akhirnya saya berusaha segenap tenaga memandu dengan ingatan pas-pasan saya ini, keluar daerah Nginden menuju daerah Semolowaru, aku bilang ke Nhe-Nhe buat belok kiri *secara mendadak* supaya bisa keluar daerah Klampis. Namun apa yang terjadi? Kami bertemu orang yang paling berusaha kami hindari. POLISI. Aku malem-malem sepeda motoran tanpa helm dan Nhe-Nhe masih di bawah umur bersepeda motor tanpa SIM. Hati ini udah nggak karuan gugup. Untung ada mas-mas baju kuning yang bantuin kami untuk escape dari polisi itu. Yay! akhirnya kami LOLOS! hahahahaha. Thank you so much, mas!
Malapetaka kedua, nggak sampe situ aja, habis lolos dari kejaran polisi, kami jalan ke arah Araya. Sekali lagi berkat panduan dari saya yang super sesat ini, entah mengapa kami berdua malah nyasar sampe ke daerah Baruk (STIKOM, IPH School) dan waktu lewat sana aku super deg-degan soalnya suasananya kelihatan super rawan. Apalagi pernah ada kasus penculikan anak *murid IPH itu lho!* di daerah ini, jadinya saya tambah takut. Akhirnya dengan ngebut, Nhe-Nhe langsung tancap gas puter balik dan akhirnya kami bisa nembus keluar ke Araya. Kali ini semua memang kesalahanku.
Malapetaka ketiga, di Araya jalan kami pun nggak mulus. Setelah berhasil keluar dari kompleks, ada dua tanda. Kanan atau kiri. Waktu itu, aku inget kokoku pernah bonceng aku dan kita belok kanan, akhirnya saya memberi komando pada si Nhe-Nhe untuk belok kanan. Apa yang terjadi? Kita menemui jalan buntu di sebelah rumah sakit *apa namanya nggak tau, soalnya nggak terkenal*. Akhirnya, si Nhe-Nhe harus puter balik lagi. Ternyata setelah keluar kompleks, kita masih harus belok kiri baru bisa belok kanan. Aku mencoba cari jalan keluar lewat perumahan Kertajaya Regency, tapi saking semangatnya Nhe-Nhe dan saking lemotnya aku, akhirnya jalan pavingan yang belum jadi buat nembus ke arah Kertajaya Indah Regency itu kebablasan. Untuk kesekian kalinya Nhe-Nhe harus putar balik dan akhirnya kita memasuki sebuah daerah gelap, berbatu dan suram. Itu memang bener jalan ke KIR, tapi apa yang salah? Jawabannya, jalan yang kami ambil. Kami malah ngambil jalan pasir bukan paving, akhirnya sekali lagi, Nhe-Nhe harus putar balik. Setelah berjantungan ria dan berpusing-pusing ria, melewati daerah-daerah gelap dan suram, akhirnya kami berhasil meloloskan diri dari kompleks KIR dan menjumpai ITS! YAY! What a total relieve !!
It's the craziest night i've ever had!
Thank God me and Nhe-Nhe are safe :D
*Laen kali lagi yok, Nhe? :p*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar