Sabtu, 21 Mei 2011

upsidedown :p

Jadi, entah kenapa saya ingin nge post sesuatu berhubung saya sedang free karena ujian sudah selesai! *Hell yeah!* Tentunya seperti apa yang sudah bisa kalian baca, post saya kali ini berbahasa Indonesia. Kenapa? karena saya barusan membaca blognya Raditya Dika dan sungguh inspiratif! I mean, sekalipun pake bahasa Indo, tapi cara penulisannya tetep bagus dan gak bikin bosen. Yah, ada keuntungannya lagi sih dibanding bahasa inggris. Aku gak perlu mikir terlalu lama merangkai kata-kata atau sekali-sekali nyolong buka google translate demi tau kata yang pingin aku tulis. You might think i'm good at english, but actually i'm not that good :p Anyway, dalam penulisan post ini, aku gak bakal nulis pake kata "gue-lo" atau bisa-bisa dibombardir orang-orang yang kenal aku gara-gara "Ya ampun, arek iki yo sok jakarta pol. Alay. Nggilani". NO.

Nah, kebetulan tadi siang waktu pulang dari sekolah, aku sempet baca baliho di jalan dari sebuah perguruan tinggi swasta yang.. umm.. cukup tersohor lah lewat iklan-iklannya di TV dan media cetak. Tulisan baliho itu " Pengangguran No, Kerja Yes " berhubung waktu itu otak saya langsung memutar sesuatu, saya jadi kepikiran nulis blog, tapi karena cukup males nulis pake bahasa inggris *salah satu faktor penghambat blog saya sering sepi* akhirnya niatan itu wurung. Terus, kenapa saya suka sok keren nulis post pake bahasa Inggris? Nonono, bukan sok keren maupun unyu atau sok bule apalah itu terserah.. Saya cuma pingin lebih banyak orang bisa baca. Kalo pake bahasa Indo kan terbatas cuma orang Indo aja yang ngerti, tapi kan kalo Inggris worldwide banget, yah.. meskipun grammar dan vocab saya juga standar -.-
Back to topic! Nah sepanjang perjalanan saya mikir tentang kata-kata di baliho itu:
Bayangkan semua orang bekerja dan nggak ada pengangguran di negara ini. Lah, pasti nggak akan ada kriminalitas. Apa coba yang dicari orang kalo semua kebutuhan hidupnya sudah cukup dari bekerja? Nah, terus kalo nggak ada kriminalitas buat apa ada polisi buat membela kebenaran dan keadilan di tengah-tengah masyarakat? Kalo semua adem ayem kan si polisi nggak ada kewajiban dan balik lagi ke pengangguran kan? Polisi cuma sebagai status aja.


Ini mirip juga sama pertanyaan yang pernah muncul di tweetku. "Why does people call them  BEST friend if they had more than one good friend. Doesn't best mean the one and only?"  Ya, kenapa orang-orang sering bilang kayak "Uhh.. i love my best friends.. Lala.. Lili.. Lulu.. Love you all, girls" I mean like, Hello? Di sekolah manapun dari pinggiran sampe tengahan, guru inggris kalian pasti ngajarin kalo "BEST" berarti paling atau ter-, kan?. Paling itu pasti cuma ada satu. Paling besar, paling cantik, paling pinter, termahal, tercepat dll. Lah, terus kalo yang dibilang best friend orangnya ada lebih dari satu, they should call them "better friend" not "best friend". That's why sampe sekarang aku nggak terlalu percaya yang namanya best friend itu really does exist.. Soalnya aku ngerasa banyak orang baik buat aku, tapi nggak sepenuhnya yang TERbaik buat aku. Hehe.


Jadi, kadang teori yang kita pelajari di sekolah dan kenyataan itu berbanding terbalik *atau kita yang nggak bisa menerapkannya dengan baik?* Jadi kembali lagi, buat apa kita sekolah kalo kita belajar sesuatu hal yang terbalik dari kenyataan? :p

1 komentar: