Minggu, 20 Juni 2010

The Real Talented Kid Behind The Not So Talented Princess

-Stephen King, American Writer

Aku nggak tau apa yang mendorong aku buat nulis entri ini. Tiba - tiba aja waktu liat salah satu infotainment di salah satu TV, tangaku gatel pingin nulis blog. Antara kecewa, bingung sama nggak nyangka. Bukan tentang berita Ariel - Luna pastinya. LOL. Berita yang udah nggak penting dibahas. Bahasa Jawanya "wes mambu" atau udah basi. Namanya juga gosip. makin digosok makin sip! Hahaha.

Anyway, back to topic. Ya! Jadi intinya gini. Sekarang ini nyari bakat orang udah bukan jaminan buat ngedapetin bakat - bakat yang bener - bener REAL TALENT. You know what i mean. Maksudku, coba lihat sekeliling kalian. Pasti banyak banget orang - orang berbakat, yang mungkin bakatnya lebih dari selebriti - selebriti yang populer tapi di mata orang - orang luas dia bukan siapa - siapa. Karena yah, mungkin faktor keberuntungan juga nggak mendukung.

Aku tadi sempet heran waktu nonton TV. Sebut aja artis berinisial GH. Kaya (pasti) dan jago nyanyi. Dia punya anak. Nah, si anak ini suaranya emang nggak terlalu bagus. Survey deh kalo nggak percaya, pasti banyak yang bilang suara anak ini standar. Nah, tapi kok bisa bisanya si anak ini mau dibikinin album *shock*. Apalagi si bapak ini dengan bangganya membangga-banggakan sang Princess di media, padahal biasanya si bapak yang juga terkenal dengan komentar komentar menusuk di salah satu program pencarian bakat ini sering mengkritik orang yang menurutku suaranya bagus dan lebih layak jadi penyanyi dari pada si anaknya itu sendiri.

Bingung? pasti. Aku punya temen. Suaranya luar biasa bagus dan memang banyak yang mengakui. Dia sering bikin cover - cover lagu dan di post di youtube. Bahkan orang - orang dari mancanegara-pun mengakui kalo dia punya potensi yang baik untuk jadi seorang penyanyi. Dia pernah coba ikutan audisi salah satu ajang pencarian bakat menyanyi, si GH ini salah satu jurinya. Aku nggak tau pasti apa komentar juri - jurinya. Yang jelas dia nggak lolos audisi. Itu sempat bikin temen - temennya pada kaget. Kok bisa bisanya?

Emang nggak enak punya bakat yang begitu bagus tapi bakat itu harus ketutup sama "bakat - bakat" yang muncul gara - gara aji mumpung. Semuanya kerasa.. Nggak adil! Yah memang mungkin semua butuh waktu dan usaha yang lebih, tapi kalo misalnya the real talent itu terus diterobos "the talented one with money" ya buat apa? Bakat itu semua bakal jadi palsu.

Hal ini agaknya sedikit berkaitan dengan buku memoar David Archuleta, Chords of Strength yang membuat pikiranku sedikit terbuka setelah membacanya. Intinya di buku itu David cerita, dalam pencapaian kesuksesan David yang sekarang, dia selalu berusaha untuk siap dan nggak mau terkenal gara - gara aji mumpung. Banyak tantangan memang yang pasti bakal terus dateng, dan kadang kita udah hampir menyerah, tapi semua bisa dimulai lagi dari langkah kecil yang nanti pasti akan membawa perubahan besar. David kecil yang punya panic attack kalo udah mau manggung, akhirnya udah mulai bisa enjoy sekarang, terbukti dari beberapa video latest performance-nya. Karena dia terus belajar dan nggak mengandalkan 100% keuntungan. Keuntungan itu dipakai cuma 10% lah, sisanya usaha dan doa. Itu yang paling penting. *Sekalian numpang resensi :P*

Ya ini sekedar pemikiran aja sih, yang aku pengen tekanin di sini sebenarnya tiap orang itu pasti terlahir dengat bakat-bakat luar biasa *setuju?* tapi, bakat itu bakal jadi percuma dan palsu kalau bakat itu nggak digali tapi bakat itu ditipu dengan uang. Kalau ada salah kata ya mohon maaf. LOL. Mungkin Indonesia bakal jadi lebih baik kalo kita bisa menimbukan bakat - bakat yang sesungguhnya dibalik "bakat-bakat" yang ada sekarang ini :p

------------------------------------
Btw, Chapter 1 nya dari prologue kemaren ditunggu ya! Masih belum ada pencerahan *alamak. gaya buanget! haha*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar