Sabtu, 29 Mei 2010

Making Short Stories : Prologue

Jadi, inilah kegiatan saya di liburan yang super duper membosankan. Berhubung TV kamar rusak, jadinya tiap malam kegiatan nonton TVku berganti jadi kegiatan baca Novel Teenlit dan itu menginspirasi saya untuk menulis lagi. Aku memang nggak pinter nulis, tapi yah.. coba - coba aja lah. sekalian ngisi waktu. Enjoy ! :)


Prologue
Terra Joy Putri. 19 tahun. Fotografer muda. Jadi, disinilah aku sekarang. Duduk sendirian di pojok kamarku dan menatap monitor laptop sambil sesekali jariku menari – nari di atasnya. Pernahkah kau berpikir bahwa hidup ini begitu membosankan sampai – sampai kau ingin mati rasanya? Aku benar – benar tidak tahu apa yang harus kulakukan di hari Sabtu ini. Hari ini tidak ada job untuk pemotretan, jadi aku benar – benar membusuk sekarang.
Aku merebahkan tubuhku di kasur. Sungguh membosankan! Semua orang di rumah pergi, seakan rumah ini fungsinya hanya untuk tidur beberapa jam saja. Jean, adikku yang baru masuk SMA itu pasti keluyuran dengan teman - teman barunya. Si kecil Joel juga pasti sedang asyik bermain bersama Marco, anak pengusaha katering yang super kurus (Kadang aku bingung, kenapa anak seorang pengusaha katering bisa sekurus itu? padahal seharusnya perutnya selalu “makmur” karena dimanjakan oleh makanan – makanan enak. Mungkin dia cacingan.). Joel sangat suka bermain di situ “Lumayan, bisa numpang makan enak gratis”, Itu jawabannya. Dasar mafia kecil! Kalau Mama Papa, rasanya nggak perlu ditanya lagi. Semua anak di dunia ini juga pasti tau kalau orang tua itu pasti super sibuk kerja. Tinggal aku sendirian di rumah. Yah.. nggak benar – benar sendiri sih, ada Mbak Asih dan anjingku Toto.
Kamera SLR ku bertengger cantik di pinggir meja. Tangan ini geli rasanya kalau tidak menyentuhnya semenit saja. Aku membuka galeri. Melihat hasil - hasil jepretan terakhirku. Sudah diedit dan dicetak semua. Mungkin sesekali menunda pekerjaan itu perlu ya, sehingga waktu kamu benar – benar merasa bosan, setidaknya ada kegiatan yang bisa kamu lakukan. Kumatikan lagi kameraku dan ku kembalikan ke pinggir meja.
Badanku ku miringkan ke kiri menatap tembok yang penuh tempelan foto. Lalu mataku tertambat pada sebuah foto. Seorang cowok. Ia tersenyum begitu tulus di foto itu. Aku menarik senyum kecil lalu menggelengkan kepalaku. “Sayangnya, aku nggak akan pernah ketemu kamu lagi, Ken. Sudah 3 tahun…”

Sekian dulu prolognya. Chapter 1nya nyusul ya ;)

XOXO
P♥

2 komentar: