Minggu, 12 Mei 2013

Bisakah?

Andai hidup nggak harus memilih.

Sedih ya rasanya digantung, apalagi mengingat hal yang "digantung" itu adalah suatu hal yang benar-benar kamu inginkan.
Rasanya baru Jumat kemarin, saking bahagianya aku nggak tau otakku lagi lari kemana. Aku terlalu bahagia, sampe air mata terus ngotot minta keluar. Mungkin buat sebagian orang ini terlalu berlebihan, well i can't say anything soalnya mereka juga nggak bakal ngerti perasaan yang campur aduk macam apa yang aku rasain.

Setelah menghapus pilihan studi ekskursi ke korea nanti waktu semester 3 dan mentah-mentah ketolak ASP ke Busan (Belum cukup umur. Sedih.), aku udah jadi kayak anak ayam kehilangan arah. Aku nggak tau harus kemana, dan aku merasa berhenti gitu aja. Nggak ada lagi mimpi. Mustahil.

Tapi tiba-tiba, Jumat kemarin Tuhan seperti datang membawa berita bahagia "Paulina, dengarkan Saya.. Aku memberimu kesempatan untuk meraih mimpimu.." Lewat sang ibu dosen, disampaikanlah berita bahagia tersebut. Akan diadakan pertukaran pelajar ke Solbridge School of Business, Daejeon, Korea Selatan. Syaratnya, mahasiswa angkatan 2012 dan harus lulus seleksi. Seperti post ku kemarin, ketika hujan turun aku belum siap dan mati tersambar petir.

Bener-bener aku reflek jejeritan nggak tau malu, nggak peduli seberapa banyak orang yang denger di satu ruangan konfrensi waktu itu. Yang aku tau cuma, disitu ada kesempatan. Tapi perasaanku terlalu campur aduk..
Kalo mahal gimana?
Kalo sulit nerima pelajaran pake bahasa inggris gimana?
Kalo tiba-tiba nggak keterima?
Kalo pelajaran di surabaya keteteran semua?
Kalo ini kalo itu..

Akhirnya kuceritakan masalah ini kepada sang ibunda dan beliau hanya manggut-manggut, bertanya sepatah dua patah kata dan tidak memberi jawaban apa-apa. Sekarang aku galau dibuatnya.

Menurutku mestinya Daejeon nggak semahal Seoul, soalnya kan bukan pusat kota. Kemarin sih juga udah sempat cari-cari dorm via internet. Ketemu yang lumayan murah-murah juga. Cuma emang untuk masalah makanan, Korea agak mahal. Tapi nggak makan juga nggak apa kok, makin kurus makin hepi. Transport juga nggak terlalu mahal mestinya, 60.000 rupiah per hari sama kayak pergi ke kampus dari rumah naik taksi. TOEFL? Bisa lah.. masak nggak bisa?

Yang bingung sekarang aku dihadapkan pada dua pilihan. Mau sekarang pertukaran pelajar 6 bulan, tapi semua pelajaran keteteran atau nunggu 2 tahun lagi tapi menetap di Korea 1 tahun? 

Andai hidup nggak harus memilih..
aku pasti pilih dua-duanya..

1 komentar:

  1. coba ae pao.. lek emang ketrima kan berarti emang jalane :D. aku ada temen2 korea nde sini, lek butuh info ta tanyano lek kamu mau :)

    BalasHapus